Skip to content Skip to left sidebar Skip to footer




Nafrina Lanniari

R A B I E S

ABSTRAK

Penyakit rabies merupakan penyakit zoonosis yang sangat penting artinya bagi kesehatan masyarakat, karena dapat rengakibatkan kematian pada penderitanya. Penyakit rabies tersebar di berbagai negara termasuk Indonesia. Upaya pemberantasan rabies yang dilakukan masih banyak mengalami kendala. Rabies adalah infeksi virus akut yang menyerang sistem saraf pusat manusia dan mamalia dengan mortalitas 100%. Penyebabnya adalah virus rabies yang termasuk genus Lyssavirus, famili Rhabdoviridae. Rabies adalah penyakit zoonosis, penularan melalui jilatan atau gigitan hewan yang terjangkit rabies seperti anjing, kucing, kera, sigung, serigala, raccoon dan kelelawar. Walaupun telah tersedia vaksin rabies yang efektif dan aman bagi manusia dan hewan untuk pencegahan, sampai saat ini rabies masih menjadi masalah kesehatan diberbagai negara termasuk Indonesia. Tujuan penulisan makalah ini untuk menjelaskan sifat-sifat virus rabies, patogenesis, gejala klinik, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Metode yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan data-data penelitian lainnya. Dapat disimpulkan bahwa rabies adalah penyakit zoonosis yang menyerang sistem saraf pusat binatang menyusui dengan mortalitas 100%. Mortalitas rabies dapat dikurangi bila penyakit ini cepat diketahui dan disertai penatalaksanaan yang cepat dan tepat.
Kata kunci: rabies, zoonosis, penyakit menular

Pertolongan Pertama Pada Hewan Kesayangan

ABSTRAK

Saat ini hewan kesayangan yang diminati oleh masyarakat adalah kucing. Banyak pemilik hewan tidak mengetahui cara merawat hewan kesayangan dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan hewan kesayangan mereka terserang penyakit. Dengan minimnya pengetahuan tentang penyakit dan penanganan pertama pada penyakit hewan membuat hewan tidak mendapat pertolongan pertama dengan tepat, jika kita dapat mengetahui bahwa penyakit yang diderita maka tidak perlu panik membawa hewan ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Oleh karena itu untuk membantu memahami penyakit yang diderita dan mengetahui pertolongan pertama yang harus dilakukan disaat hewan peliharaan menderita penyakit, maka dibutuhkan pengetahuan yang dapat membantu mengetahui jenis penyakit apa yang diderita serta pertolongan yang diperlukan.
Kata kunci: Pertolongan Pertama, Penyakit, Hewan

Cerdas Memilih Bahan Pangan Asal Hewan

ABSTRAK

Pangan asal hewan dibutuhkan manusia sebagai sumber protein hewani yang didapat dari susu, daging dan telur. Protein hewani merupakan zat yang penting bagi tubuh manusia karena mengandung asam amino yang berguna untuk meningkatkan metabolisme tubuh serta pembakaran energi (Hidayatullah, 2012) Menurut Direktorat Jenderal Peternakan (2011), dalam survey yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), kebutuhan protein hewan asal ternak meningkat dari tahun 2006 sampai tahun 2011 sebesar 20%. Tingginya kebutuhan protein diakselerasi oleh peningkatan produksi daging ayam broiler di peternakan dari tahun
2006 sampai tahun 2011 meningkat sebesar 30%. Pangan segar asal hewan memiliki nilai dan
kualitas yang tinggi bagi kemaslahatan manusia, karena mengandung protein hewani yang merupakan asam amino essensial yang tidak dapat diganti dengan protein nabati atau protein essensial sintetis lainnya, sangat bermanfaat bagi pertumbuhan serta berperan mencerdaskan kehidupan bangsa. Akan tetapi, disisi lain pangan segar asal hewan memiliki karakteristik mudah rusak (perishable food) dan berpotensi membahayakan (potentially hazardous). Untuk itu, Undang-Undang mengatur aspek mulai dari pengawasan, pemeriksaan, pengujian, standardisasi, sertifikasi dan registrasi terhadap produk dan unit usaha, sejak produk pangan asal hewan diproduksi di kandang sampai dengan siap dikonsumsi di meja makan. Selain itu juga untuk memastikan produk pangan asal hewan memenuhi kriteria aman, sehat, utuh dan Halal* (*bagi yang dipersyaratkan).
Kata kunci: Pangan Asal Hewan, Daging, Susu, Telur, ASUH.

Parasit Toxoplasma Bukan Hanya Dari Kucing

ABSTRAK

Pemelihara hewan kesayangan terutama pada yang sering kontak dengan kucing, kemungkinan dapat terjangkit Toxoplasma gondii. Higiene perorangan merupakan salah satu cara pengendalian berbagai macam penyakit salah satunya untuk mencegah Toksoplasmosis. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan keterpaparan terhadap kucing, higiene perorangan yang meliputi kebiasaan cuci tangan, kebiasaan menggunakan APD dan kebiasaan membersihkan tempat tinggal dengan kejadian toksoplasmosis. Toxoplasmosis merupakan suatu penyakit zoonosis, yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang ditularkan melalui kucing sebagai hospes definitif dan dapat juga menginfeksi famili unggas. Hal ini terjadi karena unggas menelan makanan yang telah terinfeksi oleh ookista dari Toxoplasma gondii. Unggas yang paling banyak dikonsumsi yaitu ayam. Toksoplasmosis bersifat asimptomatik dengan gejala non spesifi k dan mirip gejala penyakit lainnya. Kucing merupakan host defi nit Toxoplama gondii. Kotoran kucing mengandung ookista infektif bagi manusia. Pemeriksaan toksoplasmosis pada manusia dapat dilakukan dengan uji serologi untuk melihat kadar imunoglobulin M (IgM) dan imunoglobulin G (IgG) anti toksoplasmosis.
Kata kunci: Toxoplasmosis, Toxoplasma gondii, kucing, ungags, immunoglobulin.

Virus Nipah

ABSTRAK

Kejadian penyakit zoonosis di dunia cenderung meningkat karena adanya kemajuan teknologi, perubahan aktivitas manusia dan ekosistem. Salah satu penyakit yang akhir-akhir ini muncul adalah penyakit Nipah di negara tetangga, Malaysia, yang telah menewaskan 105 orang dan lebih dari satu juta ekor babi dimusnahkan. Mengingat lokasi geografis Indonesia sangat berdekatan dengan Malaysia, maka dapat terjadi kemungkinan berpindahnya penyakit
tersebut ke Indonesia melalui berbagai cara seperti importasi ternak babi dan produknya, serta melalui perpindahan satwa liar, dalam hal ini kelelawar. Oleh karena penyakit Nipah sangat berbahaya bagi manusia serta merupakan penyakit emerging, maka penyakit ini perlu mendapat perhatian yang serius. Hewan reservoir, kelelawar pemakan buah, yang terbukti mengandung antibodi terhadap infeksi Nipah baik dengan uji ELISA maupun serum netralisasi. Kondisi ini meminta berbagai pihak mewaspadai kemungkinan terjadinya infeksi Nipah di Indonesia. Makalah ini merupakan ulasan yang membahas berbagai aspek penyakit Nipah, meliputi etiologi, epidemiologi, situasi di Indonesia serta saran pencegahan dan pengendaliannya. Diharapkan, tulisan ini dapat memberikan masukan bagi semua pihak dalam
rangka meningkatkan kesehatan masyarakat veteriner di Indonesia.
Kata kunci : Nipah, etiologi, epidemiologi, pencegahan, Indonesia

Skip to content