Skip to content Skip to left sidebar Skip to footer




Author: BBPKH

Kementan Gandeng Kemenkes Latih Ratusan Tenaga One Health untuk Pengendalian Zoonosis

Bogor ,06 Mei 2025 – Guna memperkuat upaya pengendalian penyakit zoonotik di Indonesia, Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan menyelenggarakan pelatihan daring nasional bertajuk MOOC (Massive Open Online Course) Pelatihan Dasar Pengendalian Zoonosis dengan Pendekatan One Health. Pelatihan ini berlangsung selama 05 hingga 25 Mei 2025 dan menyasar tenaga kesehatan hewan dari seluruh Indonesia.

Program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas tenaga medis veteriner, paramedik veteriner, serta tenaga kesehatan manusia dan lingkungan dalam menghadapi penyakit zoonotik secara lintas sektor melalui pendekatan One Health. Pendekatan ini menekankan pentingnya integrasi antara aspek kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan untuk mencegah dan merespons wabah secara efektif.

Pelatihan yang diikuti oleh 282 peserta terverifikasi ini menggunakan platform digital Pinter Tani dan Pelataran Sehat, memungkinkan peserta untuk belajar secara fleksibel dan mandiri dari mana saja. Sebelumnya terdapat 423 calon peserta dari seluruh Indonesia yang mendaftar.

Kepala BBPKH Cinagara, drh. IGMN Kuswandana, menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan wujud konkret dari kolaborasi antarsektor dalam menanggulangi zoonosis.

“Pelatihan ini menjadi wadah penting untuk membekali tenaga kesehatan dengan pemahaman menyeluruh tentang pendekatan One Health. Dengan sinergi antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan, kita bisa lebih efektif dalam mencegah dan mengendalikan penyakit zoonotik di lapangan,” ujar drh. IGMN Kuswandana, MM.

MOOC ini memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya: 1. Tanpa biaya (gratis) berkat kerja sama Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan; 2. Fleksibel, dapat diakses kapan saja selama masa pelatihan (5–25 Mei 2025);3. Metode mandiri berbasis digital, memudahkan peserta mengatur waktu belajar sendiri; 4.Sertifikasi ganda, peserta yang lulus akan memperoleh 2 sertifikat resmi dari dua kementerian; 5. Akses materi yang lengkap dan praktis, termasuk video pembelajaran, artikel, dan kuis. Dengan pendekatan ini, diharapkan tenaga kesehatan di berbagai daerah dapat memiliki akses yang merata terhadap peningkatan kompetensi, tanpa terkendala oleh jarak maupun waktu (/RHB).

Kunjungan Mahasiswa UVBN ke BBPKH Cinagara: Membangun Kolaborasi, Menyemai Inspirasi

Bogor – Sebanyak 87 mahasiswa dan dosen Program Studi Peternakan Universitas Veteran Bangun Nusantara (UVBN) Sukoharjo, Jawa Tengah melaksanakan kunjungan ilmiah ke Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara pada Selasa (29/4/2025). Kunjungan diawali dengan sambutan hangat dari pihak BBPKH dan perkenalan tentang profil serta program pelatihan dan sertifikasi kompetensi yang ditawarkan.

Dalam sambutannya, Kepala Kelompok Program dan Evaluasi BBPKH Cinagara, Bapak Apandi, S.TP, M.Sc menyampaikan bahwa BBPKH sangat terbuka untuk membangun sinergi dengan dunia pendidikan.

“BBPKH Cinagara membuka kesempatan kerja sama seluas-luasnya, baik dalam bidang pelatihan, penelitian, maupun pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan hewan dan peternakan. Kami berharap kunjungan ini menjadi awal dari kolaborasi yang berkelanjutan,” ujar Apandi.

Ketua Prodi Peternakan UVBN, Dra. Sri Sukaryani, MP, mengungkapkan rasa senangnya atas kesempatan ini. Ia berharap kunjungan ini dapat membuka jalan untuk kerja sama lebih lanjut di bidang pendidikan dan pelatihan.

Agenda kunjungan mencakup tur langsung ke fasilitas peternakan, seperti unit Opal, kandang sapi perah, serta kandang kambing dan domba. Mahasiswa tampak antusias mengikuti setiap sesi, bertanya aktif dalam diskusi ilmiah, serta terlibat langsung dalam pengamatan praktik manajemen peternakan.

“Mahasiswa sangat antusias, ini pengalaman nyata yang tidak tergantikan di ruang kuliah,” kata Sri Sukaryani.

Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai bentuk kenangan dari kunjungan yang penuh inspirasi ini. BBPKH Cinagara dan UVBN sepakat untuk menjajaki lebih banyak peluang kolaborasi, memperkuat hubungan antara dunia pendidikan tinggi dan industri peternakan nasional(/RHB).

Populasi Ternak Ruminansia Di BBPKH Cinagara

Oleh : Dayat Hermawan (Widyaiswara Madya – BBPKH Cinagara

Populasi ternak adalah jumlah keseluruhan hewan ternak yang dipelihara di suatu wilayah dalam periode tertentu. Hewan ternak ini bisa termasuk sapi, kambing, domba, ayam, bebek, babi, kuda, dan lainnya, tergantung pada fokus peternakan di daerah tersebut. Data populasi ternak biasanya digunakan untuk : 1) menilai ketersediaan sumber pangan asal hewani (daging, susu, telur), 2) merencanakan program kesehatan hewan dan pengendalian penyakit, 3) membantu perencanaan ekonomi di sub sektor peternakan, dan 4) memantau perkembangan atau penurunan produksi ternak.

RESPONS SISTEM IMUN TERHADAP INFEKSI TOKSOPLASMOSIS (Toxoplasma gondii) PADA HEWAN TERNAK

Oleh : drh. Ristaqul Husna Belgania, M.Si
Widyaiswara Ahli Pertama

Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis yang menyerang mamalia berdarah panas termasuk manusia, hewan ternak dan satwa liar. Penyakit ini disebabkan Toxoplasma gondii (T. gondii), parasit protozoa intraseluler obligat yang menyebar ke seluruh dunia. Infeksi Toksoplasma didapat dengan mengkonsumsi ookista yang dikeluarkan dari kucing dalam air atau sayuran yang terkontaminasi atau dengan menelan kista jaringan yang terkandung dalam daging yang terinfeksi. T. gondii dapat menjalani replikasi aseksual dan seksual pada kucing (inang asli), tetapi hanya dapat membelah secara aseksual pada inang perantara,  semua mamalia berdarah panas lainnya termasuk manusia (Dubey, 2020).

Diplomasi Lewat Peternakan: BBPKH Cinagara Jadi Magnet Inovasi untuk Fiji

Bogor, 25 April 2025 — Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara menerima kunjungan kehormatan dari delegasi Kementerian Pertanian Republik Fiji dalam rangka studi banding dan penjajakan kerja sama di bidang pelatihan dan pengembangan sektor peternakan. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kerja sama antarnegara yang difasilitasi oleh Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP). Delegasi yang beranggotakan lima orang ini disambut secara resmi oleh Kepala Bagian Umum BBPKH Cinagara beserta unsur pimpinan dan para widyaiswara. Kegiatan ini turut didampingi oleh perwakilan dari Bagian Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian Republik Indonesia serta Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

Dalam rangkaian kunjungan, para delegasi diperkenalkan secara langsung dengan berbagai program pelatihan yang dilaksanakan di BBPKH Cinagara. Acara diawali dengan sambutan selamat datang yang disampaikan oleh Ibu Wilmy Rahmah Wirondas selaku Ketua Kelompok Penyelenggara Pelatihan mewakili Kepala BBPKH Cinagara, pemaparan profil lembaga yang disampaikan oleh drh. Fera Aryanti, dan dilanjutkan dengan diskusi yang dimoderatori oleh drh. Dwi Windiana. Acara dilanjutkan dengan demonstrasi praktik pengolahan hasil peternakan seperti yoghurt dan bakso, serta kegiatan diskusi yang membahas berbagai isu strategis dalam pengembangan peternakan.

Diskusi juga menyoroti pentingnya pelatihan sebagai sarana peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penguatan inovasi di sektor pertanian dan peternakan. Beragam inovasi dan pendekatan pelatihan yang diterapkan oleh BBPKH Cinagara mendapatkan perhatian khusus dari para delegasi, antara lain pelatihan inseminasi buatan, budidaya peternakan, pemanfaatan biogas, serta penerapan konsep smart farming.

Dalam sambutannya, perwakilan delegasi Fiji, Mr. Chanel Berlin Alfred, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas sambutan hangat dan penyelenggaraan kunjungan yang informatif. Ia juga mengungkapkan ketertarikan delegasi terhadap inovasi pelatihan yang dikembangkan oleh BBPKH Cinagara.

“Kami sangat mengapresiasi keramahan yang kami terima dan merasa terinspirasi oleh berbagai program pelatihan dan inovasi yang ditampilkan. Pendekatan yang diterapkan BBPKH Cinagara sangat relevan dan potensial untuk diadopsi dalam pengembangan sektor peternakan di Fiji,” ujar Mr. Chanel.

Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Fiji, khususnya dalam bidang pertanian dan peternakan, serta membuka peluang kolaborasi yang lebih luas di masa mendatang (/RHB).

Tantangan dan Solusi Dalam Beternak Sapi Perah

Oleh : Dayat Hermawan (Widyaiswara Madya – BBPKH Cinagara)

Beternak sapi perah adalah usaha yang menjanjikan, namun juga penuh tantangan yang memerlukan pemahaman mendalam dan manajemen yang baik. Tantangan-tantangan ini dapat berasal dari berbagai aspek seperti kesehatan hewan, manajemen pakan, pasar, hingga masalah lingkungan.

Fisiologi Tahapan Kelahiran Pada Sapi

Oleh : drh. Ristaqul Husna Belgania, M.Si

(Widyaiswara Ahli Pertama)

Kelahiran (partus) adalah proses fisiologi saat rahim (uterus)  yang bunting mengeluarkan janin (anak) dan plasenta. Proses kelahiran ditandai adanya peningkatan kontraksi rahim secara teratur, baik dalam frekuensi, intensitas dan durasi serta dilatasi serviks progresif (Sperling et al, 2021). Tanda-tanda mendekati kelahiran berhubungan dengan perubahan pada ligamen panggul, pembesaran dan edema pada vulva, dan aktivitas kelenjar susu. Pembesaran kelenjar susu yang jelas terjadi di semua spesies mamalia. (Hafez, 2000).

Proses Produksi dan Pemasaran Susu Sapi Perah

Oleh : Dayat Hermawan (Widyaiswara Madya – BBPKH Cinagara)

Proses produksi dan pemasaran susu adalah aspek penting dalam industri peternakan sapi perah. Mulai dari pemeliharaan sapi hingga produk susu siap dijual, setiap tahap memerlukan perhatian khusus untuk memastikan kualitas dan efisiensi.

Smart Dairy Farming: Revolutionizing the Dairy Industry

     The dairy industry has always been a cornerstone of agricultural production, providing essential nutrients through milk and dairy products globally. However, traditional dairy farming practices have often been labor-intensive and not without challenges, including high labor costs, animal health issues, and environmental concerns. The advent of smart dairy farming is transforming the sector, leveraging technology to enhance productivity, improve animal welfare, and reduce environmental impact. This essay explores the concept of smart dairy farming, its implementation, and its benefits.

The Concept of Smart Dairy Farming

       Smart dairy farming refers to the integration of advanced technologies such as the Internet of Things (IoT), robotics, artificial intelligence (AI), and data analytics into traditional dairy farming practices. This approach aims to create a more efficient, sustainable, and profitable dairy industry. By utilizing sensors, cameras, and other monitoring devices, farmers can collect and analyze data in real-time to make informed decisions that directly impact the productivity and health of their herds.

Implementation of Smart Dairy Technologies

      One of the key components of smart dairy farming is the use of robotic milking machines, or automatic milking systems (AMS). These systems allow cows to be milked without human intervention, reducing labor costs and increasing milking efficiency. Cows can be milked more frequently, which is often more comfortable for the animal and can lead to increased milk yield. Additionally, these systems collect data on milk quantity, milking frequency, and even the health indicators from each cow, such as milk temperature and conductivity, which can help in early detection of illnesses.

     Another significant technology is the use of wearable devices for cows. These wearables, similar to fitness trackers used by humans, monitor various health indicators such as heart rate, activity levels, and rumination patterns. This data helps in monitoring the overall well-being of the cattle, detecting early signs of distress, illness, or injury. Early intervention leads to better management of health issues, reducing veterinary costs and improving the lifespan and productivity of the dairy cows.

       Feed management systems are also part of smart dairy farming. These systems optimize feed usage based on the herd’s nutritional needs, which are calculated from the data collected through sensors. This not only ensures that the cows are fed a diet optimized for health and milk production but also reduces waste and manages costs effectively.

    Environmental monitoring tools integrate into smart dairy farms to control the microclimate within barns. Sensors monitor conditions such as temperature, humidity, and ammonia levels, adjusting ventilation systems automatically to maintain optimal conditions. This not only contributes to the cows’ health and comfort but also minimizes the farm’s environmental footprint by regulating resource use and reducing emissions.

Benefits of Smart Dairy Farming

        The benefits of smart dairy farming are manifold. Firstly, the increased automation reduces the reliance on manual labor, which can be scarce and expensive. This shift not only cuts costs but also allows labor to be redirected towards more skilled tasks within the farm management spectrum.

      Secondly, the health monitoring systems lead to healthier cows with longer productive lifespans. By catching health issues early, treatment can be more effective, and the spread of diseases can be controlled more efficiently. Healthier cows produce higher-quality milk, which benefits both the consumer and the farmer.

     Moreover, smart dairy farming facilitates a more sustainable approach to dairy production. By optimizing resource use and improving waste management, farms can reduce their environmental impact. Precision farming techniques ensure that feed, water, and energy are used efficiently, minimizing waste and pollution.

      Finally, the data-driven approach of smart dairy farming provides farmers with insights that were previously inaccessible. This data can be used to improve breeding decisions, manage genetic traits, and enhance overall herd management, leading to better productivity and profitability.

Conclusion

     Smart dairy farming represents a paradigm shift in how dairy operations are conducted. As technology continues to evolve, the potential for further integration of AI and IoT in dairy farming seems boundless. This technological revolution not only promises to make dairy farming more profitable but also more humane and sustainable. As the global population continues to grow, and with it the demand for dairy products, smart dairy farming stands out as a crucial innovation in meeting future food security needs while ensuring the welfare of animals and the preservation of our environment.

Kolaborasi BBPK Ciloto Dan BBPKH Cinagara Dalam Peningkatan Kapasitas SDM Untuk One Health

        Mendukung implementasi Permenko PMK no 7 tahun 2022 tentang pedoman pencegahan zoonosis dan penyakit infeksi baru serta hasil rangkaian pertemuan kegiatan pemetaan dan rekomendasi strategi pengembangan sumberdaya manusia (SDM) untuk one health, yang telah memetakan bahwa Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto merupakan lembaga pelatihan yang memberikan kontribusi besar terhadap peningakatan kapasitas SDM untuk one health dari sisi sektor kesehatan manusia. Sementara Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara masih dinyatakan rendah kontribusinya terhadap peningakatan SDM untuk one health dari sisi sektor kesehatan hewan. Merujuk pada kondisi tersebut BBPKH Cinagara melakukan koordinasi sekaligus berkolaborasi dengan BBPK Ciloto dalam peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan one health menggunakan platform Massive Open Online Course (MOOC).

Koordinasi dilakukan pada tanggal 14 Januari 2025 di BBPK Ciloto. Hadir pada pertemuan, kedua Kepala Balai, yaitu Bapak Sjamsul Arifin, SKM, M.Epid sebagai Kepala BBPK Ciloto dan drh. I Gst Made Ngr Kuswandana, MM sebagai Kepala BBPKH Cinagara. Kedua tim one health dari kedua Balai hadir mendampingi bersama Kepala Balai masing-masing. Pada sesi setelah Kepala Balai menyampaikan sambutan dan maksud kunjungan dilanjutkan dengan presentasi Bapak Tri Budi, S.Pd, M.KM sebagai fungsional pengembang teknologi pembelajaran (PTP) yang memaparkan tentang self learning, platform MOOC serta implementasi MOOC pada penyelenggaraan pelatihan.

Guna menambah alumni pelatihan one health BBPKH Cinagara, pada akhir diskusi, Bapak Syamsul Arifin berkomitmen dan mengizinkan untuk menambah rumah pada platform MOOC BBPK Ciloto yaitu Kelas Kementerian Pertanian (Kementan). Peserta pendaftar yang memiliki pendidikan formal dokter hewan atau paramedik veteriner, akan masuk dalam proses pembelajaran di kelas Kementan yang sekaligus terhitung sebagai output jumlah alumni peserta pelatihan BBPKH Cinagara. Pertemuan ditutup dengan ucapan terima kasih dan saling tukar kenang-kenangan antar kedua Kepala Balai.

Skip to content