Skip to content Skip to left sidebar Skip to footer




Author: BBPKH

Mengenal Satuan Ternak (St): Kunci Perencanaan Usaha Peternakan

Oleh : Dayat Hermawan (Widyaiswara Madya – BBPKH Cinagara)

Dalam bidang peternakan, keberagaman jenis dan ukuran hewan ternak menyebabkan perlunya suatu sistem pengukuran yang seragam agar memudahkan dalam perencanaan, evaluasi, dan pelaporan. Oleh karena itu, dikenal istilah Satuan Ternak (ST) atau Satuan Ternak Baku (STB).

Konsep ini digunakan untuk menyetarakan berbagai jenis ternak ke dalam satu satuan standar, sehingga memudahkan dalam penghitungan kapasitas lahan, pakan, dan produktivitas peternakan.

Satuan ternak merupakan alat konversi yang menyetarakan berbagai jenis hewan ternak ke dalam satuan yang seragam berdasarkan kebutuhan pakan atau bobot hidup. Dengan satuan ini, perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi sumber daya peternakan menjadi lebih efisien dan akurat.

Kenalkan Dunia Ternak Sejak Dini, BBPKH Cinagara Dorong Regenerasi Petani-Peternak

Bogor, 14 Mei 2025 – Suasana ceria dan semangat belajar terlihat jelas dari wajah-wajah kecil siswa PAUD Mentari Cigombong saat mengunjungi Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara dalam kegiatan wisata edukasi peternakan.
Sebanyak 29 siswa dan 4 guru pendamping PAUD Mentari Cigombong tiba di BBPKH Cinagara dan disambut langsung oleh Kepala BBPKH Cinagara, drh. I Gusti Made Ngurah Kuswandana, M.M. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa edukasi sejak dini tentang dunia peternakan penting untuk menanamkan kecintaan terhadap hewan serta pemahaman dasar tentang pertanian dan ketahanan pangan.
“Kami senang bisa menerima kunjungan dari generasi penerus bangsa ini. Harapannya, pengalaman langsung berinteraksi dengan hewan ternak seperti ini bisa menjadi bekal berharga bagi anak-anak. Karena regenerasi petani peternak harus sudah dibina sejak dini,” ujar drh. Kuswandana.
Dalam kunjungan yang penuh antusiasme ini, para siswa diajak untuk mengenal berbagai jenis hewan ternak seperti kambing, sapi, dan ikan lele. Mereka juga diberi kesempatan memberi makan dan menyusui hewan, momen yang sangat disukai anak-anak karena dapat berinteraksi langsung dengan hewan ternak dalam suasana aman dan menyenangkan.

Tak hanya itu, siswa juga dikenalkan dengan produk olahan hasil peternakan, seperti yoghurt, yang bisa mereka cicipi dan pelajari proses pembuatannya secara sederhana. Kegiatan ini tidak hanya menyenangkan, tapi juga memperluas wawasan siswa tentang manfaat hewan ternak bagi kehidupan manusia.
Guru pendamping dari PAUD Mentari menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dan pengalaman berharga yang diberikan BBPKH Cinagara. “Anak-anak sangat antusias dan belajar banyak hal baru hari ini. Kegiatan ini sangat positif dan kami berharap bisa kembali lagi,” ujar Ibu Neneng, guru PAUD Mentari.
Dengan kegiatan seperti ini, BBPKH Cinagara membuktikan komitmennya dalam mendukung edukasi lintas usia, termasuk anak usia dini, untuk lebih mengenal dunia peternakan secara menyenangkan dan inspiratif (/RHB).

Kementerian Pertanian dan PAVETI Perpanjang Aliansi Strategis: Revolusi Paramedik Veteriner Dimulai!

Bogor, 15 Mei 2025 – Langkah besar kembali diambil dunia kesehatan hewan Indonesia! Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara dan Perkumpulan Paramedik Veteriner Indonesia (PAVETI) resmi memperpanjang perjanjian kerja sama yang selama ini telah menjadi motor penggerak peningkatan kualitas paramedik veteriner di Indonesia.

Perpanjangan kerja sama ini diteken langsung oleh Kepala BBPKH Cinagara, Drh. I Gst. Made Ngr. Kuswandana, M.M., dan Ketua Umum DPP PAVETI, Wijayati Andadari, SE, di Cinagara, Bogor. MoU ini bukan sekadar seremoni – ini adalah sinyal kuat bahwa dua institusi besar kembali berkolaborasi untuk menciptakan revolusi kompetensi di bidang kesehatan hewan.

“Ini bukan kerja sama biasa. Ini adalah misi bersama untuk mencetak paramedik veteriner tangguh yang siap terjun ke lini depan dunia peternakan dan kesehatan hewan,” tegas Kuswandana.

Dengan semangat baru dan komitmen yang semakin menguat, BBPKH dan PAVETI akan melanjutkan pelatihan dan sertifikasi kompetensi bagi paramedik veteriner, memperbarui materi ajar sesuai perkembangan zaman, serta memastikan standar mutu pelatihan tetap pada level tertinggi.

“PAVETI tidak akan kompromi soal kualitas. Bersama BBPKH, kami ingin SDM paramedik Indonesia menjadi yang terbaik dan kompeten,” ujar Wijayati dengan penuh optimisme.

Tak hanya pelatihan, kerja sama ini juga menyasar penguatan kelembagaan, optimalisasi sarana pelatihan, hingga evaluasi berkala untuk menjamin output yang konkret dan berdampak nyata di lapangan. Tiga tahun ke depan akan menjadi momentum emas. Dunia paramedik veteriner harus bersiap – karena BBPKH dan PAVETI akan membawa gelombang baru transformasi.

BBPKH Cinagara akan berperan sebagai penjamin mutu pelatihan dan penyedia narasumber, sedangkan PAVETI bertugas merancang dan melaksanakan pelatihan, serta mendampingi peserta secara aktif selama proses sertifikasi berlangsung.

Melalui kemitraan strategis ini, diharapkan akan lahir paramedik veteriner yang lebih kompeten dan siap menghadapi tantangan kesehatan hewan nasional maupun global. Kolaborasi ini juga merupakan bagian dari agenda besar Kementerian Pertanian dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan hewan demi mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan peternak (/RHB).

Kementan Gandeng Kemenkes Latih Ratusan Tenaga One Health untuk Pengendalian Zoonosis

Bogor ,06 Mei 2025 – Guna memperkuat upaya pengendalian penyakit zoonotik di Indonesia, Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan menyelenggarakan pelatihan daring nasional bertajuk MOOC (Massive Open Online Course) Pelatihan Dasar Pengendalian Zoonosis dengan Pendekatan One Health. Pelatihan ini berlangsung selama 05 hingga 25 Mei 2025 dan menyasar tenaga kesehatan hewan dari seluruh Indonesia.

Program ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas tenaga medis veteriner, paramedik veteriner, serta tenaga kesehatan manusia dan lingkungan dalam menghadapi penyakit zoonotik secara lintas sektor melalui pendekatan One Health. Pendekatan ini menekankan pentingnya integrasi antara aspek kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan untuk mencegah dan merespons wabah secara efektif.

Pelatihan yang diikuti oleh 282 peserta terverifikasi ini menggunakan platform digital Pinter Tani dan Pelataran Sehat, memungkinkan peserta untuk belajar secara fleksibel dan mandiri dari mana saja. Sebelumnya terdapat 423 calon peserta dari seluruh Indonesia yang mendaftar.

Kepala BBPKH Cinagara, drh. IGMN Kuswandana, menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan wujud konkret dari kolaborasi antarsektor dalam menanggulangi zoonosis.

“Pelatihan ini menjadi wadah penting untuk membekali tenaga kesehatan dengan pemahaman menyeluruh tentang pendekatan One Health. Dengan sinergi antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan, kita bisa lebih efektif dalam mencegah dan mengendalikan penyakit zoonotik di lapangan,” ujar drh. IGMN Kuswandana, MM.

MOOC ini memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya: 1. Tanpa biaya (gratis) berkat kerja sama Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan; 2. Fleksibel, dapat diakses kapan saja selama masa pelatihan (5–25 Mei 2025);3. Metode mandiri berbasis digital, memudahkan peserta mengatur waktu belajar sendiri; 4.Sertifikasi ganda, peserta yang lulus akan memperoleh 2 sertifikat resmi dari dua kementerian; 5. Akses materi yang lengkap dan praktis, termasuk video pembelajaran, artikel, dan kuis. Dengan pendekatan ini, diharapkan tenaga kesehatan di berbagai daerah dapat memiliki akses yang merata terhadap peningkatan kompetensi, tanpa terkendala oleh jarak maupun waktu (/RHB).

Kunjungan Mahasiswa UVBN ke BBPKH Cinagara: Membangun Kolaborasi, Menyemai Inspirasi

Bogor – Sebanyak 87 mahasiswa dan dosen Program Studi Peternakan Universitas Veteran Bangun Nusantara (UVBN) Sukoharjo, Jawa Tengah melaksanakan kunjungan ilmiah ke Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara pada Selasa (29/4/2025). Kunjungan diawali dengan sambutan hangat dari pihak BBPKH dan perkenalan tentang profil serta program pelatihan dan sertifikasi kompetensi yang ditawarkan.

Dalam sambutannya, Kepala Kelompok Program dan Evaluasi BBPKH Cinagara, Bapak Apandi, S.TP, M.Sc menyampaikan bahwa BBPKH sangat terbuka untuk membangun sinergi dengan dunia pendidikan.

“BBPKH Cinagara membuka kesempatan kerja sama seluas-luasnya, baik dalam bidang pelatihan, penelitian, maupun pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan hewan dan peternakan. Kami berharap kunjungan ini menjadi awal dari kolaborasi yang berkelanjutan,” ujar Apandi.

Ketua Prodi Peternakan UVBN, Dra. Sri Sukaryani, MP, mengungkapkan rasa senangnya atas kesempatan ini. Ia berharap kunjungan ini dapat membuka jalan untuk kerja sama lebih lanjut di bidang pendidikan dan pelatihan.

Agenda kunjungan mencakup tur langsung ke fasilitas peternakan, seperti unit Opal, kandang sapi perah, serta kandang kambing dan domba. Mahasiswa tampak antusias mengikuti setiap sesi, bertanya aktif dalam diskusi ilmiah, serta terlibat langsung dalam pengamatan praktik manajemen peternakan.

“Mahasiswa sangat antusias, ini pengalaman nyata yang tidak tergantikan di ruang kuliah,” kata Sri Sukaryani.

Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai bentuk kenangan dari kunjungan yang penuh inspirasi ini. BBPKH Cinagara dan UVBN sepakat untuk menjajaki lebih banyak peluang kolaborasi, memperkuat hubungan antara dunia pendidikan tinggi dan industri peternakan nasional(/RHB).

Populasi Ternak Ruminansia Di BBPKH Cinagara

Oleh : Dayat Hermawan (Widyaiswara Madya – BBPKH Cinagara

Populasi ternak adalah jumlah keseluruhan hewan ternak yang dipelihara di suatu wilayah dalam periode tertentu. Hewan ternak ini bisa termasuk sapi, kambing, domba, ayam, bebek, babi, kuda, dan lainnya, tergantung pada fokus peternakan di daerah tersebut. Data populasi ternak biasanya digunakan untuk : 1) menilai ketersediaan sumber pangan asal hewani (daging, susu, telur), 2) merencanakan program kesehatan hewan dan pengendalian penyakit, 3) membantu perencanaan ekonomi di sub sektor peternakan, dan 4) memantau perkembangan atau penurunan produksi ternak.

RESPONS SISTEM IMUN TERHADAP INFEKSI TOKSOPLASMOSIS (Toxoplasma gondii) PADA HEWAN TERNAK

Oleh : drh. Ristaqul Husna Belgania, M.Si
Widyaiswara Ahli Pertama

Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis yang menyerang mamalia berdarah panas termasuk manusia, hewan ternak dan satwa liar. Penyakit ini disebabkan Toxoplasma gondii (T. gondii), parasit protozoa intraseluler obligat yang menyebar ke seluruh dunia. Infeksi Toksoplasma didapat dengan mengkonsumsi ookista yang dikeluarkan dari kucing dalam air atau sayuran yang terkontaminasi atau dengan menelan kista jaringan yang terkandung dalam daging yang terinfeksi. T. gondii dapat menjalani replikasi aseksual dan seksual pada kucing (inang asli), tetapi hanya dapat membelah secara aseksual pada inang perantara,  semua mamalia berdarah panas lainnya termasuk manusia (Dubey, 2020).

Diplomasi Lewat Peternakan: BBPKH Cinagara Jadi Magnet Inovasi untuk Fiji

Bogor, 25 April 2025 — Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara menerima kunjungan kehormatan dari delegasi Kementerian Pertanian Republik Fiji dalam rangka studi banding dan penjajakan kerja sama di bidang pelatihan dan pengembangan sektor peternakan. Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kerja sama antarnegara yang difasilitasi oleh Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP). Delegasi yang beranggotakan lima orang ini disambut secara resmi oleh Kepala Bagian Umum BBPKH Cinagara beserta unsur pimpinan dan para widyaiswara. Kegiatan ini turut didampingi oleh perwakilan dari Bagian Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian Republik Indonesia serta Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

Dalam rangkaian kunjungan, para delegasi diperkenalkan secara langsung dengan berbagai program pelatihan yang dilaksanakan di BBPKH Cinagara. Acara diawali dengan sambutan selamat datang yang disampaikan oleh Ibu Wilmy Rahmah Wirondas selaku Ketua Kelompok Penyelenggara Pelatihan mewakili Kepala BBPKH Cinagara, pemaparan profil lembaga yang disampaikan oleh drh. Fera Aryanti, dan dilanjutkan dengan diskusi yang dimoderatori oleh drh. Dwi Windiana. Acara dilanjutkan dengan demonstrasi praktik pengolahan hasil peternakan seperti yoghurt dan bakso, serta kegiatan diskusi yang membahas berbagai isu strategis dalam pengembangan peternakan.

Diskusi juga menyoroti pentingnya pelatihan sebagai sarana peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penguatan inovasi di sektor pertanian dan peternakan. Beragam inovasi dan pendekatan pelatihan yang diterapkan oleh BBPKH Cinagara mendapatkan perhatian khusus dari para delegasi, antara lain pelatihan inseminasi buatan, budidaya peternakan, pemanfaatan biogas, serta penerapan konsep smart farming.

Dalam sambutannya, perwakilan delegasi Fiji, Mr. Chanel Berlin Alfred, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas sambutan hangat dan penyelenggaraan kunjungan yang informatif. Ia juga mengungkapkan ketertarikan delegasi terhadap inovasi pelatihan yang dikembangkan oleh BBPKH Cinagara.

“Kami sangat mengapresiasi keramahan yang kami terima dan merasa terinspirasi oleh berbagai program pelatihan dan inovasi yang ditampilkan. Pendekatan yang diterapkan BBPKH Cinagara sangat relevan dan potensial untuk diadopsi dalam pengembangan sektor peternakan di Fiji,” ujar Mr. Chanel.

Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Fiji, khususnya dalam bidang pertanian dan peternakan, serta membuka peluang kolaborasi yang lebih luas di masa mendatang (/RHB).

Tantangan dan Solusi Dalam Beternak Sapi Perah

Oleh : Dayat Hermawan (Widyaiswara Madya – BBPKH Cinagara)

Beternak sapi perah adalah usaha yang menjanjikan, namun juga penuh tantangan yang memerlukan pemahaman mendalam dan manajemen yang baik. Tantangan-tantangan ini dapat berasal dari berbagai aspek seperti kesehatan hewan, manajemen pakan, pasar, hingga masalah lingkungan.

Fisiologi Tahapan Kelahiran Pada Sapi

Oleh : drh. Ristaqul Husna Belgania, M.Si

(Widyaiswara Ahli Pertama)

Kelahiran (partus) adalah proses fisiologi saat rahim (uterus)  yang bunting mengeluarkan janin (anak) dan plasenta. Proses kelahiran ditandai adanya peningkatan kontraksi rahim secara teratur, baik dalam frekuensi, intensitas dan durasi serta dilatasi serviks progresif (Sperling et al, 2021). Tanda-tanda mendekati kelahiran berhubungan dengan perubahan pada ligamen panggul, pembesaran dan edema pada vulva, dan aktivitas kelenjar susu. Pembesaran kelenjar susu yang jelas terjadi di semua spesies mamalia. (Hafez, 2000).

Skip to content