Monitoring dan Evaluasi Langkah Strategis Kementan Optimalkan PAT di Kabupaten Sumedang
SUMEDANG – Dalam rangka mendukung percepatan dan pelaksanaan kegiatan pompanisasi untuk penambahan areal tanam pada tahun 2024, Kementerian Pertanian terus memastikan program optimalisasi lahan rawa (Oplah) dan pompanisasi di seluruh Indonesai berjalan dengan baik.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menuturkan saat ini sudah 30 ribu lebih pompa yang didistribusikan dan terpasang dilahan-lahan eksisting diseluruh Indonesia.
“Kita harus memastikan sekaligus menggerakkan 30 ribu pompa yang di lahan eksisting ini beroperasi dengan baik. Jangan sampai sawah kering tapi pompa tidak berjalan,” ujar Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi juga mengungkapkan untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian diperlukan pendampingan serta pengawasan berkala terhadap pemanfaatan pompa disetiap daerah.
“Monitoring program pompanisasi ini penting untuk dilakukan, agar semuanya berjalan lancar dan sesuai dengan target. Ketika program pompanisasi berjalan dan sudah termanfaatkan dengan baik optimalisasi lahan juga akan meningkat sehingga hasil akhirnya panen dan produktivitasnya juga akan ikut naik” ujar Dedi
Kementerian pertanian melalui BBPKH Cinagara selaku PJ. Satgas Darurat Pangan yang menangani Kabupaten Sumedang terus konsisten melakukan koordinasi dan monitoring evaluasi perkembangan program pompanisasi dan optimalisasi lahan.
Dalam kurun waktu 3 hari kerja (12-14/06/2024) Tim Satgas Pangan BBPKH Cinagara yang di ketuai oleh Tedy Cahyo Sulistiyo Widodo melakukan berbagai koordinasi dengan berbagai pihak yang diantaranya Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang, UPTD Ganeas, UPTD Jatigede, dan UPTD Cimanggu.
Dari hasil monitoring dan evaluasi dari 3 UPTD yang dikunjungi tersebut didapat data seluas 45 ha lahan sawah sudah teraliri air. 25 Ha lahan di Kelompok tani tanjung dengan sumber air sungai Cisuda Jaya, 10 Ha di Poktan Rindu alam dengan sumber air sungai Cikoneng, dan 10 Ha di UPTD Cimanggu dengan sumber air sungai Citarik. Elevasi air dari sumber ke lahan dari ketiga lokasi tersebut berkisar dari 1 – 10 m.
Selain melakukan monitoring dan evaluasi ke 3 UPTD tersebut, Tedy bersama tim satgas pangan BBPKH Cinagara didampingi tim bidang PSP Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang juga melakukan koordinasi dan monitoring evaluasi ke Kodim 0610 Kabupaten Sumedang. Hasil koordinasi dan pemantauan terdapat 135 pompa ukuran 3 inch yang sudah beroperasi dan terealisasikan pemanfaatannya dalam mengaliri lahan sawah dengan rincian 90 unit pompa Brigade Alsintan Kodim dan 45 unit pompa Brigade Alsintan Dinas.
Dengan banyaknya pompa yang sudah beroperasi di Kabupaten Sumedang tim BBPKH Cinagara juga bergegas berkoordinasi dengan DPKP bidang TP terkait perkembangan padi Gogo dan kondisi beberapa kecamatan yang sudah memasuki masa kering di Kabupaten Sumedang, sehingga dapat segera direalisasikan pemanfaatan pompanisasi didaerah-daerah tersebut.
“Dengan adanya monitoring dan evaluasi ini diharapkan progres optimalisasi lahan rawa dan kegiatan pompanisasi untuk meningkatkan indeks pertanaman padi di lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Sumedang ini berjalan dengan cepat dan tepat. Sehingga mampu mempercepat masa tanam pada bulan Juli, Agustus, September mendatang” ujar Tedy.
“Kegiatan ini juga menekankan pentingnya kerja sama antara Kementerian Pertanian dan Dinas atau Pemenrintah Daerah dalam mendampingi, mengontrol, dan mengawasi implementasi program pompanisasi di lapangan. Dengan adanya sinergi ini, diharapkan implementasi program pompanisasi dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi ketahanan pangan nasional” jelas Tedy.