Skip to content Skip to left sidebar Skip to footer




Kejadian  Escherichia coli  Pada  Pedet Dan Cara Mengatasinya

Kejadian  Escherichia coli  Pada  Pedet Dan Cara Mengatasinya

Oleh Dr. Drh Euis Nia Setiawati, MP

Diare pada anak sapi merupakan salah satu per m a sa l a han  ya ng  ser i us  da l a m  usa ha peternakan sapi perah. Tingginya kejadian diare dapat  mengakibatkan  kerugian yang  besar untuk peternak  karena meningkatnya biaya  untuk  pe ngoba ta n  ba hka n  m e ni m bul kan kematian. Diare dapat disebabkan oleh agen non infeksius maupun agen infeksius, yang salah sat unya yait u bak ter i E.coli serotipe enterotoksigenik ( enterotoxigenic E. coli, ETEC). Diare yang disebabkan oleh agen infeksius biasanya berkaitan dengan adanya ETEC, Cryptos – poridium parvum , virus rota, virus corona, atau beberapa kombinasi dari mikrob patogen tersebut.

Infeksi akibat ETEC dapat menimbulkan diare yang akut pada pedet sapi. Diare akibat ETEC ini dapat menimbulkan diare non  hemoragik yaitu pengeluaran cairan yang cepat, tidak ada perdarahan, dan kadang tidak disertai demam . Diare pada pedet sapi akan menunjukkan gejala klinis hewan mengalami depresi, letargi dan diikuti anoreksia, dehidrasi, suhu tubuh subnormal, kulit dingin, mukosa pucat, pembuluh darah kolaps dan apnea.

E. coli merangsang pengeluaran enterotoksin untuk mengaktivasi adenilat siklase yang terdapat di membran basolateral enterosit vili usus. Adenilat siklase yang teraktivasi akan meningkatkan produksi cyclic adenosin monophosphate  (cycl ic- AMP) di intrasel, sehingga menghambat penyerapan ion sodium dan air oleh enterosit vili usus.

Penggunaan antibiotik untuk  pengobatan  diare akibat  infeksi   E. coli  sudah berkurang efektifitasnya.  Penurunan efektifitas antibiotik tersebut karena munculnya resistensi antibiotik. Beberapa  jenis  antibiotik   yang mengalami resisten terhadap E.coli meliputi ampisilin, sefdinir, ko-t r i moksazol , kloksasillin,   eritromisin, linkomisin, penisilin, rifampisin, tetrasiklin dan vankomisin.

Diare akibat infeksi E. coli dapat  menimbulkan  banyak  kehilangan  cairan  maupun elektrolit dalam tubuh. Kehilangan cair an dan elektrolit yang parah dapat mengakibatkan hewan mengalami dehidrasi dan terjadinya ketidakseimbangan asam basa cairan tubuh . Dehidrasi  pedet  berbahaya  karena  dapat  menyebabkan  kehilangan cairan tubuh  yang berlebihan sehingga pedet  kehilangan elektrolit yang  penting  untuk metabolism pedet. Dehidrasi  yang  parah dapat  berlanjut  menjadi  asidosis  yang  kemudian  berujung  pada kematian.Pengebalan pasif menggunakan kolostrum sapi yang mengandung imunoglobulin G (IgG) anti  E. coli  (kolostrum  hiperimum) dapat  dijadikan salah satu  cara lain  untuk pengendalian kejadian kolibasilosis pada pedet sapi di lapangan.

Cara paling efektif untuk  mengatasi dehidrasi  adalah dengan  menggantikan cairan yang hilang. Berikut beberapa hal yang perlu diingat saat melakukan rehidrasi anak sapi:

  • Tempelkan dua jari ke  dalam mulut  anak  sapi  untuk melihat  apakah ia  akan menghisap. Jika anak sapi masih memiliki refleks menyusu, kemungkinan  besar ia hanya mengalami dehidrasi ringan dan dapat diberikan elektrolit oral.
  • Jika anak sapi mengalami dehidrasi yang  lebih parah, mereka tidak akan mampu berdiri dan matanya akan cekung. Jika hal ini terjadi, mereka memerlukan cairan infus.
  • Pastikan larutan  elektrolit  mengandung garam,  kalium,  sumber  energi  seperti glukosa, dan asam amino seperti glisin atau alanin . Ini akan memastikan produk melakukan tugasnya untuk merehidrasi betis secara efektif.
  • Siapkan botol terpisah untuk elektrolit dan obat-obatan, serta botol terpisah untuk kolostrum. Hindari penggunaan botol  atau selang secara bergantian dan pastikan untuk membersihkan dan mendisinfeksi peralatan makan setelah digunakan.
  • Lanjutkan pemberian elektrolit hingga pedet  berhenti  diare, meski terlihat sudah pulih, karena masih berpotensi mengalami dehidrasi.
  • larutan elektrolit dirancang untuk menggantikan elektrolit yang dengan cepat keluar dari tubuh  anak  sapi  akibat  diare. Pastikan memilih  produk yang  mengandung natrium klorida atau garam (NaCl), Kalium (K), sumber energi seperti glukosa, dan asam       amino       seperti       glisin       atau       alanin .       Bahan       lain       yang termasuk asetat atau propionat untuk   membantu    anak    sapi    mempertahankan natrium dan air, memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan berpotensi mencegah asidosis.

Pengebalan pasif menggunakan kolostrum sapi yang mengandung imunoglobulin G (IgG) anti E. coli (kolostrum hiperimum) dapat dijadikan salah satu cara lain untuk pengendalian kejadian kolibasilosis pada pedet sapi di lapangan. Demikian     tulisan  ini  disampaikan  , semoga  bermamfaat  dan     dapat  menambah perbendaharaan wawasan   dalam penanganan pertama terhadap pedet  yang terinfeksi E.coli dan diare.

 

 

Skip to content