Skip to content Skip to left sidebar Skip to footer




MENILIK GAYA BELAJAR, METODE PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA PELATIHAN

MENILIK GAYA BELAJAR, METODE PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA PELATIHAN

Dr. drh Euis Nia Setiawati, MP

        Keberhasilan   penyelenggaraan   program   pelatihan   dapat   dilihat   berdasarkan perspektif sistemik yaitu Pertama, input yang berkualitas berupa kurikulum, widyaiswara yang berkompeten, sarana prasarana yang mendukung. Kedua, proses penyelenggaraan pelatihan yang profesional mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya, dan yang Ketiga kualitas hasil belajar berupa knowledge, skill, dan attitude yang diperoleh saat pelatihan serta hasil belajar berupa produk seperti tulisan ilmiah, laporan dan sebagainya. Dalam pencapaian tujuan pelatihan beberapa faktor ini memiliki peran penting dalam mencapai hasil belajar peserta pelatihan yaitu terkait dengan widyaiswara yang kompeten dan metode pembelajaran yang sesuai. Pada umumnya Peserta yang mengikuti Pelatihan memiliki latar belakang beragam baik  bidang pendidikan, rentang usia dan sebagainya yang dapat mempengaruhi terhadap capaian suatu program pelatihan.

         Gaya belajar adalah cara mengenali berbagai metode belajar yang disukai yang mungkin lebih efektif bagi peserta didik. Gaya belajar yang dimaksud adalah memahami metode-metode dalam pembelajaran agar pembelajaran untuk peserta didik lebih efektif. Menurut Hamzah B. Uno  dalam  bukunya  yang  berjudul  “Orientasi Baru  dalam  Psikologi  Pembelajaran”  Gaya Belajar adalah kemampuan sesorang untuk memahami dan menyerap perlajaran sudah pasti berbeda tingkatnya ada yang cepat sedang dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu mereka sering kali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.

         Keberhasilan peserta dalam memgikuti proses pembelajaran selama pelatihan akan sangat dipengaruhi oleh faktor internal peserta terutama gaya belajar masing – masing yang merupakan karakter unik dari setiap peserta. Terdapat tiga model (type) dalam gaya belajar yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Dimana pada hakikatnya setiap individu memiliki ketiga gaya belajar tersebut, namun hanya satu gaya yang biasanya mendominasi. Lebih lanjut Alan Pritchard (2009) mengungkapkan bahwa pembelajar dominasi visual lebih suka belajar dengan melihat dengan daya ingat visual yang kuat dan menggerakan tangan dalam mendeskripsikan sesuatu serta melihat keatas ketika berpikir. Pembelajar dominasi auditori lebih suka belajar dengan mendengarkan dengan memori yang kuat dalam mendengarkan cenderung sistematis dan ketika berpikir memiringkan kepalanya. Sedangkan pembelajar kinestetik lebih  suka belajar dengan melakukan, pandai mengingat peristiwa dan sangat menikmati aktifitas fisik. Visual Lebih cepat dengan melihat dan mendemonstrasikan sesuatu tidak terganggu dengan suara berisik berkemampuan menggambar dan mencatat sesuatu dengan detail memiliki kemampuan mengingat yang baik. Auditori Senang membaca dengan keras Lebih  suka bercerita dan mendengarkan cerita Mampu mengulang informasi yang didengarnya dengan detail Kinestetik Tidak suka baca petunjuk, lebih suka bertanya bergerak, lebih menyukai dengan permainan Menghafal dengan berjalan/membuat gerakan Tidak Latar  belakang pendidikan dan  keilmuan, serta pernah  atau tidaknya peserta menerima materi   pelatihan adalah salah satu diantara beberapa indikator yang memudahkan widyaiswara mata pelatihan dalam melakukan transfer knowledge di kelas.  Tidak semua peserta pernah menerima materi tertentu sebelumnya, baik itu di pelatihan teknis yang diikuti, maupun ketika menempuh pendidikan formal. Latar belakang yang berbeda-beda ini menjadi tantangan tersendiri bagi widyaiswara dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembelajaran adalah pada ketepatan mengidentifikasi gaya belajar peserta pelatihan. Gaya belajar ini nantinya akan diarahkan pada pemilihan metode pembelajaran yang sesuai, sehingga nantinya system delivery materi pelatihan, akan memudahkan peserta pelatihan dalam tercapainya tujuan pembelajaran.

         Pembelajaran orang dewasa adalah kegiatan belajar dipandang sebagai proses transformasi yaitu dalam bentuk mengubah, mempelajari kembali, memperbarui, dan mengamati. Peserta yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih cenderung suka bertanya, tidak suka membaca petunjuk, lebih menyukai permainan, tidak terganggu dengan suara berisik, menghafal dengan membuat gerakan. Metode pelatihan yang paling disukai adalah dengan kombinasi diskusi dan praktik (35%). Sehingga di kelas pelatihan, pembelajaran tidak hanya terpusat pada widyaiswara. Pembelajaran dua arah yang melibatkan peserta, akan membantu peserta untuk memudahkan proses penyampaian materi. Beberapa karakteristik pembelajaran yang sesuai misalnya: peserta diminta untuk mendiskusikan metode pengolahan data sesuai dengan proposal dan rancangan penelitian yang sedang di desain, melakukan praktik pengolahan data dengan data-data yang telah dipersiapkan sebelumnya, melakukan demonstrasi untuk meyakinkan pada anggota kelompok lain tata cara pengolahan data yang benar, menjadi asisten praktikum bagi kelompok lain. Selain itu widyaiswara dalam proses pembelajarannya dapat dilakukan melalui pembelajaran kelompok-kelompok kecil, dengan membuat kelompok secara acak melalui games, membuat strategi pembelajaran melalui games.

         Dalam proses belajar mengajar, widyaiswara mengacu pada standar kompetensi dan tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan, diharapkan bisa memilih model maupun sarana pembelajaran yang idealnya disesuaikan dengan karakteristik peserta   dan karakteristik mata pelajaran. Peran dan tugas widyaiswara dalam kegiatan pembelajaran antara lain menguasai dan mengembangkan materi pembelajaran, dan mempersiapkan program pembelajaran. Belajar Mandiri merupakan faktor internal peserta pelatihan yang pasif, artinya akan muncul dari akibat dampak langsung terciptanya kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif. Hal tersebut sesuai dengan paradigma yang menerangkan bahwa melalui desain pembelajaran yang berpusat pada peserta (learner centered instruction) merupakan bentuk pengkondisian. widyaiswara sebagai fasilitator dan komunikator dalam kegiatan pelatihan, memiliki peranan dalam kemajuan kemampuan para peserta pelatihan yang akan dikembangkan.

          Demikian tulisan ini disampaikan , semoga   dapat menambah pembendaharaan   kita dalam meningkatkan  yang bergelut dibidang pelatihan.  Gaya belajar, Kualitas dari materi pelatihan dan profesionalisme fasiitator merupakan hal yang perlu diperhatikan  dalam upaya mengoptimalkan manfaat dari pelatihan  atau Efektivitas Pelatihan dapat tercapai dengan optimal.

Skip to content