Skip to content Skip to left sidebar Skip to footer




Peran Kinerja Reproduksi Dalam Budidaya Kelinci yang Menguntungkan

Oleh Dr. drh Euis Nia Setiawati, MP

Kelinci termasuk salah satu hewan ternak yang disebut  cukup menguntungkan sebab ada banyak kelebihan yang dimiliki kelinci. Hal tersebut karena permintaan kelinci terbilang cukup banyak, tidak hanya untuk potong, tetapi sebagai kelinci hias pun banyak. Agar permintaan kelinci potong  terpenuhi,  perlu adanya usaha  budi  daya .  Budidaya  kelinci juga  termasuk mudah untuk dilakukan ,ha ini karena beternak kelinci tidak membutuhkan modal dan lahan yang terlalu luas. Kelinci potong juga banyak diminati karena permintaan daging kelinci untuk menu makanan di restoran terbilang cukup tinggi. Selain karena rasanya yang nikmat, daging kelinci potong  juga  banyak dicari karena diyakini memiliki khasiat yang cukup  melimpah. Ternak kelinci memiliki beberapa keunggulan lain seperti penghasil bulu, pupuk, kulit atau hias (fancy) dan penghasil daging. Selain itu kelinci juga memiliki keunggulan antara lain reproduksi yang  tinggi, mampu memanfaatkan hijauan dan limbah dengan efisien  dan daging yang mengandung  protein tinggi rendah kolesterol. Kelinci dapat hidup dan berkembang secara baik didaerah yang bersuhu  10 derajat Celcius  dan bisa juga hidup didaerah yang panas dengan suhu 37 derajat Celcius. Manajemen pemeliharaan yang baik dan benar pada ternak kelinci dapat menunjang  produktifitas  kelinci. Dalam memelihara ternak kelinci harus ada tujuan dari produk utama yang diinginkan. Hal ini untuk menunjang keberhasilan dalam usaha

ternak kelinci karena dengan adanya tujuan pemeliharaan maka akan memudahkan dalam penentuan pakan, manajemen kandang, reproduksi, dan pemasaran.

Aspek reproduksi  memegang peranan penting dalam rangka pertambahan jumlah populasi. Bagian yang penting dalam reproduksi  kelinci adalah keahlian peternak dalam memprediksi birahi dan waktu yang tepat mengawinkan kelinci.  Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena itu perlu dihasilkan sejumlah besar individu yang akan mempertahankan jenis suatu hewan. Sistem perkawinan pada ternak kelinci  dapat dilakukan secara alami  maupun dengan inseminasi  buatan. Perkawinan alami adalah dengan menggunakan pejantan asli sedangkan inseminasi buatan adalah teknik metode perkawinan dengan menggunakan alat bantu. Dalam mengawinkan sistem perkawinan alami kelinci betina dimasukkan pada kandang kelinci jantan dan biarkan beberapa hari sampai terjadi kebuntingan  yang ditandai  bahwa kelinci  betina  tidak  mau menerima  lagi  pejantan. Sedangkan kegagalan  perkawinan dapat ditunjukkan denga nada tanda – tanda seperti kebuntingan, dengan membuat sarang dan memproduksi susu tetapi kenyataannya tidak melahirkan anak (kebuntingan semu).

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kegagalan perkawinan yaitu betina belum siap dikawinkan, betina mengeluarkan  urine setelah  dikawinkan, suhu udara terlalu  panas, pejantan terlalu  sering dikawinkan, betina mandul, gizi makanan kelinci tidak memenuhi syarat, kelinci terlalu gemuk (sel telur terbungkus lemak), penyakit kelamin  dan keracunan, kegagalan  bunting juga bisa disebabkan oleh kondisi pejantan lemah.  Kelinci mempunyai potensi biologis  yang tinggi  karena dapat dikawinkan kapan saja asal sudah dewasa kelamin. Kelinci mempunyai pertumbuhan dan perkembangbiakan yang sangat pesat, satu siklus reproduksi seekor kelinci dapat memberikan 8 sampai 10 ekor anak. Namun apabila kelinci betina dikawinkan terlalu dini akan mengakibatkan meningkatnya resiko kem atian anak dan terganggunya kesehatan induk kelinci

Produktifitas kelinci dipengaruhi 2 faktor utama yaitu genetik dan lingkungan. Faktor internal seperti genetik menentukan kemampuan produksi, sedangkan faktor eksternal atau lingkungan merupakan pendukung supaya ternak mampu  berproduksi sesuai dengan  kema mpuannya. Faktor lingkungan meliputi  pakan,  perkandangan,  pemeliharaan  penyakit  dan  iklim.  Faktor  gentik  dan  lingkungan memiliki  hubungan sinergis,  jika  ternak  memiliki  potensi  genetik  unggul  tanpa didukung  faktor eksternal  yang baik, produksinya tidak akan maksimal, begitu  pula sebaliknya.  Dalam  peternakan kelinci pakan yang diberikan harus seimbang, tidak asal cukup atau banyak. Pakan yang diberikan tidak hanya hijauan tetapi juga ditambahkan konsentrat, hay (rumput kering),  biji  – bijian  dan umbi – umbian. Pemberian pakan yang bermutu rendah dalam waktu lama dapat menyebabkanpertumbuhan terhambat, sedangkan pada induk bunting dapat menyebabkan abortus atau anak yang dilahirkan mati. Reproduksi Kelinci Umur pertama kawin kelinci adalah suatu keadaan dimana organ  – organ reproduksi  mulai  berfungsi.  Pada  masa  ini  ternak  kelinci  siap  dikawinkan. Kelinci  pertama  kali dikawinkan saat berumur minimal 6,5 bulan. Pada perkawinan ini induk yang estrus dimasukkan ke dalam kandang kelinci  jantan dan dibiarkan untuk dikawini pejantan. Ciri – ciri perkawinan terjadi adalah jika pejantan menjatuhkan tubuhnya dengan posisi penis masih melakukan penetrasi ke vagina (kopulasi). Setelah terjadi dua kali perkawinan, induk dikembalikan  ke kandangnya .Setelah kelinci dikawinkan, perlu diperiksa kondisi kelinci tersebut apakah perkawinan tersebut menghasilkan kebuntingan  atau  mengalami  kegagalan.  Pemeriksaan  dilakukan  dengan  cara  menguji  kembali, meneliti perkembangan perut kelinci betina dan memperhatik an nafsu makannya. Pengujian kembali

dilakukan satu minggu setelah perkawinan, dengan cara memasukkan kelinci betina ke dalam kandang pejantan, jika betina menolak atau tidak mau dikawini pejantan artinya kemungkinan  besar kelinci betina bunting . Selain  itu, pemeriksaan kebuntingan pada kelinci  dapat dilakukan dengan teknik palpasi yang dikenal dengan istilah palpasi percutan ventro caudal adalah dengan cara melakukan perabaan embrio bagian perut induk kelinci.  Palpasi dilakukan efektif antara 10 – 14 hari dan tidak efektif jika dilakukan sebelum 9 hari setelah tanggal dikawinkan. Lama kebuntingan pada ternak kelinci berkisar antara 28 – 35 hari. Dengan rata – rata kebuntingan selama 31 hari.

Perkawinan yang baik akan menghasilkan persentase kebuntingan yang tinggi karena kelinci termasuk ternak yang berovulasi jika ada ransangan pada kelinci birahi. siklus birahi pada ternak kelinci berkisar antara 10 sampai dengan 14 hari.  Kelinci betina birahi akan menunjukkan perilaku gelisah  dengan menggosokkan  dagunya atau  menggosokkan  tubuhnya pada  tempat  minum,  tempat  pakan  dan benda-benda lain,  selain  itu juga menunjukkan perilaku  mendekatkan tubuhnya dengan kelinci di kandang terdekat. Kelinci betina birahi menunjukkan vulva dengan warna merah muda hingga merah gelap.  waktu  mengawinkan  kelinci  yang paling  baik  adalah  pada  saat  pagi  hari  atau  sore  hari. Keuntungan menggunakan sistem perkawinan alami karena bisa menentukan kualitas indukan yang digunakan. Jarak  kawin  kelinci  atau  jarak  waktu yang dibutuhkan oleh  kelinci  u ntuk melakukan perkawinan lagi setelah beranak yaitu minimal 10 hari dan maksimal hingga 25 hari. .

Faktor yang mempengaruhi litter size adalah umur, lingkungan dan pakan yang diberikan. Biasanya kelinci pada kelahiran pertama induk tidak mau menyusui anak dan sifat keibuan (mothering ability) yang buruk, hal ini menyebabkan anak kelinci menjadi mati. Lingkungan kandang juga berpengaruh terhadap jumlah litter size karena banyak hewan pengganggu seperti tikus hal ini menyebabkan induk kelinci menjadi stres karenamerasa terganggu. Temperatur sangat berpengaruh terhadap kebuntingan dan litter size, dimana kebuntingan terkecil dan litter size yang paling sedikit jika perkawinan dilakukan pada saat temperatur lingkungan tinggi. Pakan yang diberikan harus mencukupi kebutuhan nutrisi untuk induk kelinci. Umumnya litter size pada kelinci adalah 4 – 10 ekor.

Deimikan tulisan ini disampaikan, semoga memotivasi para pembaca dalam beternak kelinci dengan memperhatikan aspek reproduksi agar beternak kelinci menghasilkan keuntungan optimal.

Skip to content