Dongkrak Kompetensi SDM Pertanian, Kementan Pacu Semangat Widyaiswara
KETINDAN – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) berkomitmen untuk mendukung kemajuan pertanian Indonesia melalui berbagai bentuk peningkatan kompetensi SDM Pertanian. Tidak terkecuali bagi widyaiswara yang menjadi pengajar dalam pelatihan di balai-balai pelatihan lingkup Kementan.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada berbagai kesempatan mengatakan sektor pertanian akan lebih optimal jika dikembangkan dengan sentuhan teknologi dan inovasi.
Sejalan dengan semangat itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa transformasi pertanian menjadi suatu keharusan dalam peningkatan produksi pertanian.
Widyaiswara selaku ASN yang bertugas dalam penyelenggaraan pelatihan, pengembangan pelatihan, dan penjaminan mutu pelatihan, wajib meningkatkan kompetensinya, harus dapat menjalankan fungsi dan tugas jabatan pengembangan kapasitas SDM secara efektif dan efisien.
Dalam kegiatan pembinaan widyaiswara yang dilaksanakan secara hybrid dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan pada Selasa (04/06), Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan seorang widyaiswara dituntut memiliki strategi dalam mengikuti arus revolusi industri 4.0, terlebih widyaiswara pertanian.
“Seorang widyaiswara harus dapat menjadi perwujudan smart ASN, sekaligus harus mampu memfasilitasi geliat masyarakat pertanian dengan segala tantangan yang dihadapi ke depan”, sebut Dedi.
Widyaiswara dan penyuluh pertanian wajib membuat petani tersenyum serta membahagiakan petani.
“Petani akan tersenyum bilamana produk yang dihasilkan dibeli dan laku di pasar. Untuk itu kita wajib meningkatkan daya saing dari produk pertanian, sehingga mampu bersaing dengan produk-produk luar. Pastikan produk yang akan dihasilkan oleh petani kita memiliki peluang pasar yang besar dengan harga yang tinggi”. perkuat market inteligent dan kontrak farming, pesan Dedi.
Dedi menambahkan selain soal harga, petani juga harus meningkatkan produktivitas pertanian. Pilih benih dan varietas unggul dan terapkan smart farming sehingga produktivitas meningkat dan kualitas pun terjaga namun dengan harga produksi pertanian (hpp) yang rendah.
Oleh karena itu, widyaiswara wajib fokus pada kegiatan-kegiatan strategis dengan berkolaborasi, terus mengembangkan kompetensi sesuai jaman untuk berada di garda terdepan membantu mengatasi masalah-masalah pangan bangsa Indonesia.
Sementara Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslatan) Muhammad Amin dalam laporannya mengatakan jumlah widyaiswara saat ini berjumlah 183 orang yang terdiri dari widyaiswara utama sebanyak 12 orang, widyaiswara madya sebanyak 74 orang, widyaiswara muda sebanyak 68 orang, dan widyaiswara pertama sebanyak 29 orang.
Kegiatan pembinaan ini dihadiri widyaiswara BBPP Ketindan dan Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Kepala BBPP Ketindan, BBPP Batu, Direktur Polbangtan Malang serta widyaiswara lingkup BPPSDMP seluruh Indonesia secara online.
“Setelah kegiatan ini diharapkan widyaiswara dapat meningkatkan kompetensi masing- masing agar mampu melaksanakan tugas dengan baik -baiknya dan dapat berkontribusi dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pelatihan pertanian hingga pada akhirnya petani dapat tersenyum bahagia”, tutup Amin.