Skip to content Skip to left sidebar Skip to footer




Author: BBPKH

Penanggulangan Kasus Kemajiran Pada Ternak Sebagai Upaya Optimalisasi Kesehatan Reproduksi

Oleh Dr.drh Euis Nia Setiawati, MP

Sapi merupakan salah satu jenis ternak yang cukup digemari dan telah lama diusahakan petani  di  Indonesia,  khususnya ternak  sapi  potong  merupakan  ternak penghasil  bahan makanan berupa daging yang memiliki kandungan protein tinggi serta mempunyai arti cukup penting  bagi  kehidupan  Masyarakat. Tujuan utama beternak  adalah  untuk  menghasilkan ternak yang dapat tumbuh dan berproduksi cepat secara ekonomi. Pertumbuhan dan reproduksi, keduanya dikendalikan oleh kerja hormon. Supaya reproduksi tersebut efisien, semua hormon harus  berfungsi secara baik . Salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan  kesuburan atau  kemajiran  pada ternak  adalah  ketidakseimbangan hormon reproduksi.

Kondisi  nyata  di  lapangan  /  di tingkat  peternak  masih  sering  terjadi  adanya  gangguan reproduksi  atau  gangguan  kesehatan  sapi betina,  tentunya     kondisi tersebut     akan menurunkan tingkat kesuburan dan bahkan dapat menyebabkan kemajiran. Kesuburan (fertilitas} adalah  kemampuan sapi betina untuk bunting, melahirkan anak hidup setiap 12 bulan. Sedangkan  kemajiran (ketidaksuburan) adalah keadaan dimana  seekor sapi betina hanya mampu melahirkan dengan jarak kelahiran lebih panjang dari 12 bulan. Istilah ini juga dipakai bagi sapi betina yang sulit menjadi bunting. Keadaan ekstrim dari kemajiran adalah sterilitas, dimana  sapi tidak mampu untuk bunting  sama sekali. Sapi yang steril biasanya dipotong  karena  merugikan  untuk  dipelihara,  kecuali  dimamfaatkan  untuk  tenaga  Tarik gerobak. Gangguan   reproduksi       adalah  berkurangnya kemampuan   individu         untuk menghasilkan  anak secara normal.

Kesalahan    pengelolaan    reproduksi   dapat    mendorong   terjadinya   penurunan kesuburan pada ternak , dan mengakibatkan kerugian. Dalam pengelolaan reproduksi ternak yang baik , dapat menghasilkan keuntungan yang besar, faktor produksi yang harus mendapat perhatian adalah pemberian pakan yang berkualitas baik dan cukup. Lingkungan serasi yang mendukung perkembangan ternak . Tidak menderita penyakit khususnya penyakit menular kelamin. Tidak menderita kelainan anatomi alat kelamin yang bersifat menurun, baik sifat yang berasal dari induknya maupun berasal dari pejantannya. Tidak menderita gangguan keseimbangan hormon khususnya hormon reproduksi konsentrasinya cukup  di dalam darah dan sanitsi yang memadai

Daya reproduksi yang baik  tanpa  ada  kasus  kemajiran dapat  meningkatkan efisiensi reproduksi. Tinggi  rendahnya  efisiensi  reproduksi ditentukan  oleh indeks  fertilitas  yaitu angka  kebuntingan   (conception  rate),  jarak  antar  melahirkan  (calving  interval),  jarak waktu antara  saat  melahirkan  sampai  bunting  kembali (service  period),  jarak  waktu antara  saat  melahirkan  dengan  munculnya  birahi  yang pertama  (day  open),  angka perkawinan  per kebuntingan  (service per Conception),  angka kelahiran  (calving rate). Efisiensi  reproduksi  akan  meningkatkan  produktivitas  ternak  mereka,  berarti  memberi keuntungan   dan  pendapatan   yang   lebih   tinggi.    Sem ua   ini  tergantung    pada k em am puan  peternak    dalam  memahami  siklus  birahi,  gejala  birahi,  detek si birahi, ransum pakan,  cara pertolongan  kelahiran,  praktek beternak  yang baik , program vaksinasi, penanganan  pedet, pengelolaan  sapi dara, dan lain – lain.

Upaya  untuk  pencegahan  terhadap  kasus  gangguan  reproduksi,  perlu  adanya pemeriksaan   secara   rutin   setiap   bulan   pada   ternak  betina   oleh   petugas kesehatan  reproduksi    meliputi     pemeriksaan    melalui     eksplorasi     rektal, pengobatan  pada tiap induk yang menderita gangguan reproduksi, dan lain – lain . Pertumbuhan   dan   reproduksi,   keduanya   dikendalikan   oleh   kerja   hormon. Supaya reproduksi tersebut efisien, semua hormon harus berfungsi secara baik . Salah  satu  faktor  yang  dapat  menyebabkan  terjadinya penurunan  kesuburan atau   kemajiran  pada  ternak   adalah   ketidakseimbangan   hormon  reproduksi. Hormon reproduksi  adalah hormon  yang  mempunyai sasaran  akhir  pada  alat reproduk si   pada   alat   reproduksi .   Beberapa   teknologi   mutakhir   yang  telah diciptakan  meliputi  induk si  birahi,  penanganan   kasus  infertilitas,   inseminasi buatan,   super   ovulasi   dan  embrio  transfer ,digunakan untuk  meningkatkan efisiensi  reproduk si ternak dan mengatasi  gangguan  reproduk i.

Demik ian tulisan  ini disampaikan,  semoga ada  manfaatnya bagi praktisi peternakan dan para peternak dan dapat menambah perbendaharaan  keilmuan, sehingga  optimalisasi  efesiensi reproduk si ternak dapat meningkatkan populasi dan pada ahirnya pendapatan peternak  meningkat.

Dasar Fungsional Medik Veteriner

Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara

C.I.T.C.

Cinagara Information Training Center

Dasar Fungsional Medik Veteriner


Pelatihan Dasar Fungsional Medik Veteriner diperuntukan bagi aparatur (medik veteriner) untuk meningkatkan kompetensi medik veteriner (dokter hewan) dalam tugas dan fungsinya dalam pelayanan di bidang pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan.
Rp 3,65
jt

/individu


  • • Biaya sudah termasuk training KIT, konsumsi dan akomodasi.
    • Biaya diluar transport pulang pergi dari daerah asal.
    • Biaya diluar uang saku peserta
    • Kegiatan Pelatihan dilaksanakan di BBPKH Cinagara
  • Lama Pelatihan :
    21 Hari Offline
  • Syarat peserta :
    - Aparatur
    - Dokter Hewan
  • Lokasi Pelatihan :
    BBPKH Cinagara
  • Jadwal Pelaksaaan :
    Current Month

    September

    No Events

Dasar Fungsional Paramedik Veteriner

Dasar Fungsional Paramedik Veteriner


Pelatihan dasar fungsional paramedik veteriner diperuntukan bagi aparatur (paramedik veteriner) untuk meningkatkan kompetensi paramedik veteriner dalam tugas dan fungsinya membantu dokter hewan dalam pelayanan di bidang pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan.
Rp 3,5
jt

/individu


  • • Biaya sudah termasuk training KIT, konsumsi dan akomodasi.
    • Biaya diluar transport pulang pergi dari daerah asal.
    • Biaya diluar uang saku peserta
    • Kegiatan Pelatihan dilaksanakan di BBPKH Cinagara
  • Lama Pelatihan :
    14 Hari Offline
  • Syarat peserta :
    - Aparatur
    - Paramedik veteriner
  • Lokasi Pelatihan :
    BBPKH Cinagara
  • Jadwal Pelaksaaan :
    Current Month

Teknis Kesehatan Hewan

Teknis Kesehatan Hewan


Pelatihan Teknis Keswan diperuntukan bagi petugas yang secara aktif bertugas sebagai tenaga kesehatan hewan maupun teknis peternakan (Paramedik Veteriner) untuk meningkatkan kompetensi petugas yang membidangi keseharan hewan guna membantu dokter hewan dalam pelaksanakanan kegiatan kesehatan hewan.
Rp 3,25
jt

/individu


  • • Biaya sudah termasuk training KIT, konsumsi dan akomodasi.
    • Biaya diluar transport pulang pergi dari daerah asal.
    • Biaya diluar uang saku peserta
    • Kegiatan Pelatihan dilaksanakan di BBPKH Cinagara
  • Lama Pelatihan :
    7 Hari Offline
  • Syarat peserta :
    - Petugas yang secara aktif bertugas sebagai tenaga kesehatan hewan maupun teknis peternakan (Paramedik Veteriner);
    - Membawa Surat Keputusan (SK) atau Surat Rekomendasi sebagai Petugas Paramedik yang ditetapkan oleh Kepala Dinas/Pejabat Berwenang;
    - Membawa surat tugas dari Instansi asal peserta
  • Lokasi Pelatihan :
    BBPKH Cinagara
  • Jadwal Pelaksaaan :
    Current Month

Pelatihan Pengambil Contoh (PPC)

Pengambil Contoh (PPC)


Pelatihan Pengambil Contoh (PPC) adalah program pelatihan yang dirancang untuk melatih individu dalam teknik pengambilan sampel yang tepat dan representatif dari berbagai sumber, baik untuk keperluan diagnostik, penelitian, pengawasan, maupun pengendalian mutu. Pelatihan ini penting untuk memastikan bahwa sampel yang diambil memenuhi standar kualitas dan keamanan yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut
Rp 2,55
jt

/individu


  • • Biaya sudah termasuk training KIT, konsumsi dan akomodasi.
    • Biaya diluar transport pulang pergi dari daerah asal.
    • Biaya diluar uang saku peserta
    • Kegiatan Pelatihan dilaksanakan di BBPKH Cinagara
  • Lama Pelatihan :
    5 Hari Offline
  • Syarat peserta :
    - Aparatur dan Non Aparatur
    - Berpendidikan Minimal D3 Bidang eternakan/Kesehatan Hewan
    - Telah berpengalaman bekerja di bidang kesehatan masyarakat veteriner
    - Secara penuh selama satu tahun
    - Direkomendasikan oleh atasan, dibuktikan dengan surat penugasan;
  • Lokasi Pelatihan :
    BBPKH Cinagara
  • Jadwal Pelaksaaan :
    Current Month

Inseminasi Buatan

Inseminasi Buatan


Pelatihan Inseminasi buatan diperuntukan bagi aparatur dan nonaparataur ( dengan syarat pendidikan minimal SMK Keswan, D3 Keswan/ Sarjana Kedokteran Hewan) dalam rangka mempersiapkan inseminator yang mampu melaksanakan tugasnya dibidang inseminasi buatan dengan efektif, efisien dalam meningkatkan parameter reproduksi ( per kosesi, calving interval dalam kelahiran)
Rp 8,75
jt

/individu


  • • Biaya sudah termasuk training KIT, konsumsi dan akomodasi.
    • Biaya diluar transport pulang pergi dari daerah asal.
    • Biaya diluar uang saku peserta
    • Kegiatan Pelatihan dilaksanakan di BBPKH Cinagara
  • Lama Pelatihan :
    21 Hari Offline
  • Syarat peserta :
    - Aparatur dan Non aparatur
    - Minimal SMK Keswan
    - D3 Keswan/Sarjana Kedokteran Hewan
  • Lokasi Pelatihan :
    BBPKH Cinagara
  • Jadwal Pelaksaaan :
    Current Month

Kandang Komunal Kambing/Domba

Kandang Komunal Kambing/Domba

Oleh : Dayat Hermawan (Widyaiswara Madya)

 

Gambar 32. Kandang Kambing/Domba (Sumber : Dokumen Pribadi)

Latar Belakang

Kandang adalah istilah yang umumnya digunakan untuk merujuk pada tempat atau ruang terbatas yang dirancang khusus untuk menahan atau menyimpan hewan. Kandang dapat berupa struktur sederhana, seperti kandang kayu untuk hewan peliharaan di rumah, atau struktur yang lebih kompleks seperti kandang di peternakan atau fasilitas pemeliharaan hewan.

Kandang biasanya dirancang untuk memberikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi hewan tersebut. Desain kandang dapat bervariasi tergantung pada jenis hewan yang dipelihara, tujuan pemeliharaan, dan faktor-faktor lain seperti iklim dan lingkungan.

Secara umum, kandang dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk:

  1. Pemeliharaan Hewan Peliharaan

Kandang digunakan untuk menjaga hewan peliharaan seperti anjing, kucing, kelinci, dan lainnya agar tetap aman dan terkendali.

  • Peternakan

Kandang di peternakan digunakan untuk menyimpan dan mengelola hewan ternak seperti sapi, domba, kambing, ayam, dan lainnya. Kandang di peternakan dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus hewan-hewan tersebut.

  • Pertanian

Pada pertanian, kandang dapat digunakan untuk menyimpan hewan-hewan yang digunakan dalam pekerjaan pertanian atau sebagai bagian dari sistem pertanian tertentu.

  • Penelitian

Kandang juga dapat digunakan dalam konteks penelitian untuk menyelidiki perilaku atau karakteristik hewan tertentu.

Penting untuk memastikan bahwa kandang dirancang dengan memperhatikan kesejahteraan hewan, termasuk kebutuhan makanan, air, ruang gerak, dan kondisi lingkungan yang sesuai. Kandang yang baik dapat membantu menjaga kesehatan dan kesejahteraan hewan yang dipelihara di dalamnya.

Manfaat dan Fungsi Kandang

Kandang ternak memiliki berbagai manfaat dan fungsi yang penting untuk keberhasilan usaha peternakan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  1. Keamanan dan Proteksi
  2. Kandang harus menyediakan lingkungan yang aman dan terkendali untuk ternak, melindungi ternak dari predator dan potensi bahaya lainnya.
  3. Mencegah ternak keluar dari area yang berbahaya atau potensial menyebabkan cedera.
  4. Manajemen Populasi
  5. Membantu dalam mengatur dan mengelola populasi ternak dengan baik.
  6. Memisahkan ternak berdasarkan jenis kelamin, usia, kondisi kesehatan, atau kondisi fisiologis untuk menghindari perkawinan silang yang tidak diinginkan atau penyebaran penyakit.
  7. Pengendalian Lingkungan
  8. Memungkinkan pengaturan mikroklimat untuk ternak, termasuk suhu, kelembaban, ventilasi, dan cahaya.
  9. Memberikan perlindungan dari cuaca ekstrem seperti hujan, angin, atau panas yang berlebihan.
  10. Pengaturan Pakan
  11. Memudahkan pemberian pakan yang terkendali dan terukur.
  12. Memungkinkan pemisahan ternak berdasarkan kebutuhan nutrisi atau kondisi kesehatan.
  13. Manajemen Kesehatan
  14. Memudahkan pemantauan kesehatan ternak dan penanganan medis jika diperlukan.
  15. Mencegah penyebaran penyakit melalui isolasi ternak yang sakit.
  16. Efisiensi Produksi
  17. Meningkatkan efisiensi produksi dengan pengendalian yang lebih baik terhadap berbagai aspek seperti reproduksi, pertumbuhan, dan pemberian pakan.
  18. Mengurangi risiko stres pada ternak, yang dapat mempengaruhi produksi dan kesehatan.
  19. Manajemen Limbah
  20. Memungkinkan pengumpulan lumpur dan pupuk ternak untuk digunakan sebagai pupuk organik dalam pertanian.
  21. Membantu dalam pengelolaan limbah ternak, seperti kotoran dan urin, untuk mengurangi dampak lingkungan.
  22. Kotoran padat dan cair digunakan sebagai bahan baku pupuk, baik pupuk padat, pupuk cair, dan biogas.
  23. Peningkatan Kualitas Produk

Dengan memberikan lingkungan yang baik dan pakan yang terkontrol, kandang dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas produk seperti daging, susu, atau telur.

  • Pengendalian Akses

Mengontrol akses ternak ke area tertentu, mencegah overgrazing pada padang penggembalaan (ranch), kebun hijauan pakan ternak, atau kerusakan lahan lainnya.

Penting untuk dicatat bahwa desain dan manfaat kandang dapat bervariasi tergantung pada jenis ternak yang dipelihara dan tujuan peternakan. Faktor-faktor seperti ukuran kandang, material konstruksi, dan perawatan harian juga memainkan peran penting dalam keberhasilan sistem peternakan.

Jenis Atau Model Kandang

Ada beberapa jenis atau model kandang ternak kambing dan domba yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan. Berikut adalah beberapa model kandang yang umum digunakan:

  1. Kandang Tetap (Fixed Pens)
  2. Kandang Pagar Kayu atau Bambu. Kandang sederhana dengan dinding pagar kayu atau bambu yang tetap. Cocok untuk lingkungan pedesaan dengan sumber daya terbatas.
  3. Kandang Batako atau Bata. Kandang dengan dinding dari bata atau batako yang tetap. Memberikan keamanan dan perlindungan yang baik.
  4. Kandang Kombinasi. Kombinasi material seperti kayu, bambu, dan bahan lainnya untuk menciptakan kandang yang kokoh dan fungsional.
  • Kandang Bergerak (Mobile Pens)
  • Trailer Kambing. Kandang yang dapat dipindahkan dengan roda atau traktor. Ini memungkinkan penggembalaan rotasional dan pengelolaan lahan yang lebih baik.
  • Pens Portabel. Kandang portabel yang mudah dipindahkan dan biasanya terbuat dari bahan ringan seperti baja atau kayu.
  • Kandang Semi-Intensif
  • Kandang Pola Lantai Beton. Kandang dengan lantai beton yang memudahkan pemeliharaan dan kebersihan, biasanya digunakan di area yang padat penduduk.
  • Kandang dengan Atap. Kandang yang dilengkapi atap untuk memberikan perlindungan dari cuaca ekstrem.
  • Kandang Intensif
  • Kandang Dalam (Stall Fed Systems). Kandang intensif dengan pemberian pakan terkontrol dan manajemen kesehatan yang ketat. Cocok untuk produksi yang intensif.
  • Kandang Susu. Kandang khusus untuk produksi susu dengan fasilitas seperti stanchion atau tempat pembibitan.
  • Kandang Semi-Konvensional
  • Kandang Sistem Pens Buka. Kandang dengan pintu terbuka yang memberikan akses ke padang rumput atau area penggembalaan.
  • Kandang Kombinasi. Penggunaan kombinasi dari beberapa model di atas untuk memenuhi kebutuhan spesifik dan memaksimalkan kesejahteraan ternak.

Pemilihan jenis kandang akan tergantung pada beberapa faktor seperti iklim, topografi, skala usaha, tujuan pemeliharaan, dan sumber daya yang tersedia. Penting untuk memastikan bahwa kandang yang dipilih dapat memberikan kondisi yang nyaman dan sehat bagi kambing dan domba.

Kandang Komunal

Kandang komunal biasanya merujuk kepada fasilitas atau tempat di mana sekelompok hewan, seperti ternak atau hewan peliharaan, ditempatkan bersama-sama dalam satu area. Konsep ini sering digunakan dalam konteks pertanian atau peternakan di mana sejumlah hewan yang dimiliki oleh beberapa pemilik atau peternak ditempatkan dalam satu tempat yang sama untuk tujuan manajemen yang lebih efisien.

Kandang komunal dapat memiliki beberapa keuntungan, seperti efisiensi penggunaan ruang, pemantauan yang lebih mudah, dan kemudahan pengelolaan sumber daya. Namun, perlu diperhatikan bahwa kandang komunal juga dapat menimbulkan risiko, seperti penyebaran penyakit dengan cepat jika tidak dikelola dengan baik.

Penerapan kandang komunal dapat bervariasi tergantung pada jenis hewan, tujuan peternakan, dan praktik manajemen yang diterapkan oleh pemilik atau pengelola. Selain itu, aspek kesejahteraan hewan dan kepatuhan terhadap standar peternakan yang berlaku juga perlu diperhatikan dalam penggunaan kandang komunal.

Kelebihan Kandang Komunal

Kandang komunal memiliki beberapa kelebihan, terutama dalam konteks peternakan dan pemeliharaan hewan. Berikut adalah beberapa kelebihan kandang komunal:

  1. Ekonomis
  2. Biaya Rendah. Kandang komunal dapat mengurangi biaya infrastruktur karena dapat digunakan bersama oleh sejumlah peternak.
  3. Pemakaian Sumber Daya Bersama. Sumber daya seperti air, listrik, dan lahan dapat dimanfaatkan secara bersama-sama, mengurangi biaya operasional.
  4. Pemanfaatan Lahan yang Efisien dan Optimal

Kandang komunal dapat dirancang untuk memanfaatkan lahan secara efisien dan optimal.

  • Pemeliharaan Bersama

Dalam kandang komunal, peternak dapat berbagi tanggung jawab terkait pemeliharaan hewan, pemantauan kesehatan, dan manajemen kebersihan.

  • Keberlanjutan Lingkungan

Kandang komunal dapat menyederhanakan pengelolaan limbah karena dapat dilakukan secara kolektif, dengan metode yang lebih berkelanjutan.

  • Kemungkinan Diversifikasi

Kandang komunal dapat mendukung diversifikasi usaha dengan memberikan peluang bagi peternak untuk berkolaborasi dalam produksi yang berbeda.

  • Sosial dan Pertukaran Pengetahuan

Kandang komunal menciptakan kesempatan bagi peternak untuk berinteraksi, berbagi pengalaman, dan saling memberikan dukungan.

  • Manajemen Risiko

Dalam situasi krisis atau kesulitan ekonomi, kandang komunal dapat memberikan dukungan bersama, membantu mengurangi dampak negatif pada setiap peternak.

  • Skalabilitas

Kandang komunal dapat dirancang untuk mengakomodasi pertumbuhan jumlah hewan atau peternak dengan lebih fleksibel.

Meskipun kandang komunal memiliki sejumlah kelebihan, penting untuk diingat bahwa keberhasilan implementasinya tergantung pada manajemen yang baik, koordinasi antarpeternak, dan pemahaman yang jelas tentang kebutuhan hewan serta faktor lingkungan. Selain itu, aspek hukum dan perizinan juga perlu diperhatikan untuk memastikan keberlanjutan dan kepatuhan.

Kekurangan Kandang Komunal

Kandang komunal, atau sering disebut juga dengan “kandang bersama” atau “kandang kolektif,” adalah fasilitas tempat hewan ternak, seperti kambing atau domba, dipelihara secara bersama-sama oleh beberapa peternak. Meskipun konsep ini memiliki beberapa kelebihan, ada juga kekurangan yang perlu diperhatikan:

  1. Potensi Penyebaran Penyakit

Kandang komunal dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit antar hewan karena mereka berada dalam kontak yang lebih dekat satu sama lain. Jika satu hewan terinfeksi, ada kemungkinan besar penyebaran penyakit ke hewan lain.

  • Kesulitan Pengawasan Individu

Monitoring kesehatan dan kondisi masing-masing hewan dapat menjadi lebih sulit dalam kandang komunal. Identifikasi masalah kesehatan atau reproduksi pada satu hewan dapat memerlukan usaha lebih lanjut.

  • Ketidaksetaraan Pemeliharaan

Tidak semua hewan memiliki kebutuhan yang sama, dan kandang komunal mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan spesifik setiap hewan. Beberapa hewan mungkin memerlukan perhatian atau nutrisi tambahan yang sulit dipantau dalam konteks kandang bersama.

  • Ketergantungan pada Sumber Makanan yang Terbatas

Terkadang, kandang komunal mengandalkan satu sumber pakan atau pasokan air, dan jika terjadi kekurangan atau masalah dengan sumber daya ini, semua hewan dalam kandang dapat terpengaruh.

  • Tingkat Stres yang Mungkin Lebih Tinggi

Hewan-hewan dalam kandang komunal mungkin mengalami tingkat stres yang lebih tinggi karena lebih banyak interaksi sosial dan kurangnya ruang pribadi. Hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan dan produksi hewan.

  • Manajemen Limbah

Pengelolaan limbah dari kandang komunal dapat menjadi tantangan. Jika tidak dikelola dengan baik, limbah dapat mencemari lingkungan sekitar dan mengakibatkan masalah kesehatan.

  • Pencemaran Lingkungan

Kandang komunal dapat berkontribusi pada pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Limbah hewan, seperti kotoran dan urin, dapat mencemari tanah dan air, memberikan dampak negatif pada ekosistem lokal.

  • Kesulitan dalam Penerapan Praktik Pertanian Berkelanjutan

Kandang komunal mungkin menghadapi kesulitan dalam menerapkan praktik pertanian berkelanjutan karena tantangan dalam manajemen sumber daya dan lingkungan yang melibatkan banyak peternak.

Dalam merencanakan atau mengelola kandang komunal, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor ini untuk meminimalkan risiko dan memastikan kesejahteraan hewan, produktivitas, dan keberlanjutan lingkungan.

Gambar 33. Kandang Komunal Kambing/Domba (Sumber : Dokumen Pribadi)

Penanggulangan Gangguan Reproduksi

Penanggulangan Gangguan Reproduksi


Pelatihan Gangguan reproduksi diperuntukan bagi dokter hewan, paramedik veteriner atau petugas reproduksi dalam rangka meningkatkan status reproduksi sapi/kerbau dan ruminansia kecil meliputi mendiagnosa, mengidentifikasi gangguan reproduksi, dan menangnani permasalahan reprduksi di lapangan.
Rp 7,5
jt

/individu


  • • Biaya sudah termasuk training KIT, konsumsi dan akomodasi.
    • Biaya diluar transport pulang pergi dari daerah asal.
    • Biaya diluar uang saku peserta
    • Kegiatan Pelatihan dilaksanakan di BBPKH Cinagara
  • Lama Pelatihan :
    14 Hari Offline
  • Syarat peserta :
    - Aparatur dan Non aparatur
    - Dokter hewan, paramedik veteriner dan atau paramedik reproduksi
  • Lokasi Pelatihan :
    BBPKH Cinagara
  • Jadwal Pelaksaaan :
    Current Month

Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara

C.I.T.C.

Cinagara Information Training Center

Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara

C.I.T.C.

Cinagara Information Training Center

Juru Sembelih Halal

Juru Sembelih Halal ( 2 Hari )


Pelatihan Juru Sembelih Halal diperuntukkan bagi calon maupun pelaku Juru Sembelih Halal dalam praktik penyembelihan hewan secara benar, memenuhi persyaratan halal,dan memperhatikan kesejahteraan hewan serta sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penyembelihan Hewan.
Rp 2
jt

/individu


  • • Biaya sudah termasuk training KIT, konsumsi dan akomodasi.
    • Biaya diluar transport pulang pergi dari daerah asal.
    • Biaya diluar uang saku peserta
    • Kegiatan Pelatihan dilaksanakan di BBPKH Cinagara
  • Lama Pelatihan :
    2 Hari Offline
  • Syarat peserta :
    Aparatur atau Non Aparatur / Calon Juru Sembelih Halal
  • Lokasi Pelatihan :
    BBPKH Cinagara
  • Jadwal Pelaksaan :
    Cek Jadwal


Juru Sembelih Halal ( 4 Hari )


Pelatihan Juru Sembelih Halal diperuntukkan bagi calon maupun pelaku Juru Sembelih Halal dalam praktik penyembelihan hewan secara benar, memenuhi persyaratan halal,dan memperhatikan kesejahteraan hewan serta sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penyembelihan Hewan.
Rp 2,5
jt

/individu


  • • Biaya sudah termasuk training KIT, konsumsi dan akomodasi.
    • Biaya diluar transport pulang pergi dari daerah asal.
    • Biaya diluar uang saku peserta
    • Kegiatan Pelatihan dilaksanakan di BBPKH Cinagara
  • Lama Pelatihan :
    4 Hari Offline
  • Syarat peserta :
    Aparatur atau Non Aparatur / Calon Juru Sembelih Halal
  • Lokasi Pelatihan :
    BBPKH Cinagara
  • Jadwal Pelaksaan :
    Cek Jadwal


Konsistensi Kementan, Tingkatkan IP dan PAT di Kabupaten Sumedang

SUMEDANG – Kementerian Pertanian terus konsisten meninjau jalannya program pompanisasi di seluruh wilayah Indonesia. Peninjauan bertujuan guna memastikan semua pompa yang sudah didistribusikan telah dimanfaatkan dan benar-benar berfungsi dengan baik sesuai target, sehingga mampu memberi dampak positif pada peningkatan produksi.

Terbukti dibeberapa wilayah Indonesia program pompanisasi ini telah mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari yang tadinya hanya satu kali tanaman dalam setahun kini menjadi 3 kali tanam dalam setahun.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menuturkan, pompanisasi menjadi langkah antisipatif dan strategis dalam menghadapi tantangan El Nino dan perubahan iklim yang semakin tidak terduga.

Mentan Amran juga mengungkapkan pompanisasi ini sangat berdampak terhadap peningkatan Indeks Pertanaman (IP) sehingga produksi gabah kering giling (GKG) juga semakin meningkat signifikan dengan kenaikan 9,82 persen di banding tahun sebelumnya.

Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengungkapkan optimalisasi irigasi dan pengairan lahan pertanian dengan pemanfaatan pompa yang baik dan benar akan mampu meningkatkan produksi dan Indeks Pertanaman (IP) diseluruh wilayah yang terdampak el nino.

“Peninjauan dan monitoring evaluasi program pompanisasi harus terus dilakukan agar semuanya berjalan lancar dan sesuai dengan target. Ketika program pompanisasi berjalan dan sudah termanfaatkan dengan baik optimalisasi lahan juga akan meningkat sehingga hasil akhirnya panen dan produktivitasnya juga akan ikut naik” ujar Dedi

Tim Satgas Pangan BBPKH Cinagara yang di ketuai Tedy Cahyo Sulistiyo Widodo terus konsisten melakukan pemantauan dan monitoring evaluasi program pompanisasi untuk meningkatkan PAT dan IP di Kabupaten Sumedang (25-28/06).

Tim satgas darurat pangan BBPKH Cinagara kali ini memantau proses pompanisasi dibeberapa tempat salah satunya DPKP Sumedang bidang PSP ALSINTAN TR-2 Anggaran APBD sebanyak 20 unit pompa TR-2 APBD yang sudah beroprasi mengairi lahan-lahan sawah sehingga kegiatan peningkatan PAT ketahanan pangan di Kabupaten Sumedang sudah berjalan sesuai target.

Tedy bersama tim BBPKH Cinagara juga bertolak ke Desa Kudawangi Kecamatan Ujungjaya untuk memantau pemanfaatan 1 unit pompa existing berukuran 6 inch dengan pemanfaatan sumber air permukaan sungai Cimanuk.

Dalam kunjungannya Tedy bersama tim didampingi Enceng selaku ketua kelompok Poktan Kenda memonitoring luasan lahan sawah yang sudah teraliri air dengan jumlah luasan sebanyak 42 ha. Selanjutnya monitoring di Desa Maronge Kecamatan Tomo di Poktan Bina Usaha didampingi Tatang selaku ketua Poktan. Pemanfaatan pompa existing di Poktan Bina Usaha ini sebanyak 2 unit berukuran 6 dan 4 inch telah mampu mengalirkan air dari sungai cilutung ke 47 ha lahan sawah.

Tedy menuturkan dengan adanya pemanfaatan pompanisasi salah satunya di poktan Bina Usaha ini telah mampu meningkatkan IP dari bulan November dari IP-1 ke IP-2 dan sekarang sudah masuk ke IP-3. Dengan demikian Poktan Bina Usaha ini merupakan poktan dengan progres yang cukup baik oleh karenanya pada Refocusing APBN T.A 2023 Poktan Bina Usaha mendapatkan bantuan 1 unit CHS yang sudah dipakai panen bulan April – Mei 2024 , dan direncanakan akan ada pembentukan UPJA di Poktan Bina Usaha, jelas Tedy.

Diakhir kunjungannya Tedy bersama tim BBPKH melakukan monitoring dan evaluasi bersama tim PSP, perwakilan Kodim dan PJ Kabupaten Sumedang ke Poktan Cipari dengan Admu selaku ketua kelompok tani, dalam monitoring dan evaluasi terseebut Tedy berharap dengan adanya bantuan 1 unit pompa berukuran 3″ mampu berjalan dengan baik dan mampu mengairi 8,96 ha lahan sawah, sehingga mampu meningkatakan IP yang signifikan seperti di poktan Bina Usaha.

“Dengan adanya monitoring dan evaluasi ini diharapkan progres optimalisasi lahan dan kegiatan pompanisasi di kabupaten Sumedang dapat terus terkontrol dan terpantau sehingga semuanya berjalan dengan baik, cepat dan tepat, sehingga mampu mempercepat masa tanam pada bulan Juli, Agustus, September mendatang dan meningkatkan indeks pertanaman (IP) dengan signifikan ” pungkas Tedy

Skip to content